Selasa, 28 Mei 2013

Date A Live EP#03/12


Shido and Tohka are going on a date. Mereka pergi ke pusat Kota, melihat-lihat toko di pinggir jalan. Tohka yang selalu penasaran pada semua hal selalu menanyakan apa ini dan itu pada Shido. Melihat kue yang enak, dia ingin. Melihat restoran yang bagus dia mencoba mencari tahu juga. Sialnya mereka bertemu seorang teman dekat Shido, Tonomachi, yang menanyai mereka tentang siapa gadis yang bersamanya itu. Karena terlalu seru mengobrol maka tanpa bisa di hentikn lagi Tohka pun langsung masuk ke dalam rumah makan tersebut. Teman Shido ini juga terlihat memberikan semacam kupon makan kepadanya agar dapat bersenang-senang.
Di dalam restoran tersebut, Shido bertemu dengan Reine-san, yang menyamar sebagai pelayan. Dan juga mereka bertemu dengan imouto yang juga menyamar sebagai pelayan. Ditengah kebingungan memilih makanan apa yang akan di pilih oleh Tohka, imouto menawarkan special overkill course, hidangan porsi super besar, meskipun begitu, tetapi tetap saja langsung di santap habis. Imouto menambahkan bahwa setelah selesai makan ini, mereka harus pergi mengarah ke selatan kota. Shido bingung, karena di sana hanya ada pemukiman penduduk, tidak ada sesuatu yang bagus. Walau begitu mereka tetap di suruh untuk pergi ke sana.
Pemukiman penduduk yang berada di selatan stasiun kereta ini di sulap menjadi suatu daerah pertokoan. Banyak penjual makanan di sana. Ketika melihat dari kejauhan, ini membuat Shido terheran, kenapa daerah tersebut berubah menjadi daerah pertokoan. Mereka pun mengarah ke sana. Di sana mereka di sambut dengan kemenangan pengunjung yang ke 100.000 dan berhak makan sepuasnya. Tentu saja ini membuat Tohka menjadi sangat senang. Di sana dia makan ini dan itu sepuasnya. Meski begitu Shido tetap saja bingung dan bertanya, apa yang sebenarnya terjadi. Hal ini dilihat oleh Tohka dan membuatnya sedih. Dia menanyakan pada shido kenapa terlihat tidak terlihat bersenang-senang. Shido pun menjawab bahwa sebenarnya dia bersenang-senang, juga menambahkan bahwa akan mengikuti tohka walau ke ujung dunia.
Undian keluar. Mereka memenangkan special prize: tiket masuk ke Dream Park. Tohka senang, meski tidak tahu apa itu sebenarnya. Shido pun juga bertanya-tanya, apa itu sebenarnya. Dan ternyata yang membuat mereka bingung itu adalah… ehem, Love Hotel. Tohka berpikiran bahwa tempat ini sepertinya menarik. Sebaliknya, Shido berpikir bahwa ini merupakan tempat yang berbahaya. Dia mengajak Tohka untuk tidak masuk kesana, meski pun terus Tohka memaksa untuk masuk. Ditariknya tangan tohka agar menjauh dari sana. Di sana origami diam-diam mengawasi apa saja yang mereka lakukan. Origami meminta perintah untuk menyerang targetnya. Dan dia pun mendapatkan baju mecha miliknya dan menuju target.
Tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Mereka pun singgah ke sebuah toko mainan. Di dalamnya terdapat banyak sekali alat mainan. Tohka mengarah pada satu mesin mainan yang menawarkan sebuah bantal lucu. Dia sangat menginginkan mainan tersebut dan mencoba memainkannya meski akhirnya gagal mendapatkan apa yang di inginkan. Dia meminta Shido untuk membantunya yang langsung di sarankan untuk mencari mainan lainnya. Tetapi karena terlihat sangat ingin mainan yang pertama tersebut akhirnya mereka mencoba bersama. Sido menekan tombol ini sementara Tohka nenekan tombol lainnya. Suasana pun terlihat tegang, karena setelah hamper sedikit lagi keluar, ternyata mainan itu tersangkut. Shido merasa menyesal karena salahnya mainan tersebut tidak dapat mereka dapatkan. Akan tetapi hal ini membuat Tohka sangat depresi, dia dan Shido berusaha sudah dengan keras akan tetapi tetap tidak mendapat hasil dari jerih payah yang telah di lakukan. Shido yang melihat ini merasa terkejut dan juga sedih. Tapi takdir memihak mereka. Mainan yang sangat di inginkan Tohka akhirnya jatuh dan keluar. Mereka berdua pun bersorak senang.
Di pegunungan, mereka berdua melihat matahari terbenam bersama-sama. Tohka masih kebingungan dan membertahu pada Shido bahwa dia masih belum bisa menyimpulkan apa date itu. Shido pun menjelaskan sedikit apa date itu. Shido juga mengatakan bahwa mereka tidak ada manusia di sini yang berniat membunuh Tohka. Tempat yang begitu indah ini penuh dengan orang-orang yang menyenangkan. Tohka juga sependapat, dia tidak pernah mengira bahwa dunia ini begitu indah, begitu banyak hal menyenangkan, juga mengatakan dia akhirnya mengetahui sebab kenapa ada orang-orang yang ingin membunuhnya, yaitu karena dia muncul di dunia ini dan menghancurkan keindahan dimana saja dia muncul. Dia berpendapat bahwa lebih baik bahwa seandainya dia tidak ada di dunia ini. Shido tidak setuju akan pendapat tersebut. Dia meminta Tohka untuk tinggal di dunia ini. Tohka membalas bahwa dia tidak tahu apapun tentang dunia ini. Shido membalas bahwa dia akan mengajarkan apa saja yang dia ketahui. Bila terjadi hal sesuatu, dia akan selalu ada membantunya. Shido meminta Tohka menggenggam tangannya, yang langsung di terima Tohka dengan senang. Akan tetapi Shido merasakan sesuatu yang aneh, seperti hal buruk akan segera menimpa mereka.
Di sisi lain, terlihat bahwa team mecha mengincar Tohka dengan menggunakan sniper. Mereka tak pernah menyangka bahwa spirit muncul akan tetapi tanpa memunculkan kekacauan. Mereka mengarahkan tembakan pada Tohka dan menunggu perintah. Begitu mendapat perintah, tembakan pun di lancarkan. Akan tetapi kejadian yang tak di duga terjadi. Shido mendorong Tohka hingga menyebabkannya terjatuh. Tentu saja Tohka marah atas apa yang di lakukan Shido. Akan tetapi Tohka langsung shock karena Shido yang mendorongnya itu terkena tembakan yang di lancarkan team mecha tadi. Tohka shock berat. Dia tak menyangka Shido rela terkena tembakan hanya untuk melindunginya, meski itu sampai merenggut tubuhnya hingga berlubang di sebelah perut kirinya. Tohka benar-benar shock berat. Tohka melihat Shido yang ada di depannya kini hanya terkapar tak sadarkan diri. Dia benar-benar marah, di pakainya pakaian jirahnya, di panggil juga pedang miliknya, “Sandalphon.” Bahkan dia sampai merubah bentuk lanjut dengan memukulkan pedangnya tersebut pada pasak emas tempat pedang itu di tancapkan hingga berkeping-keping, yang akhirnya menjadi satu dengan pedangnya. Bentuk pedang baru ini bernama “Halmanhelev.” Pedang di tebaskan, membelah bukit terdekat dimana seorang penembak dari team mecha berada. Komandan memerintahkan untuk menyingkir dari lokasi akan tetapi sudah terlambat. Karena Tohka telah sampai di tempat. Dia mengamuk, menebaskan pedangnya tanpa kendali. Sementara Shido yang terkapar tanpa sadar dapat pulih kembali. Dia datang ke tempat Tohka untuk menghentikan Tohka yang sedang mengamuk. Tohka menyambut ke datangan Shido dengan senang dan sekaligus kebingungan karena Shido terlihat tidak apa-apa. Namun pedang “Halmanhelev” kehilangan kendali. Untuk menenangkan “Halmanhelev,” Shido mencoba meminta Tohka untuk melakukan kiss. Tohka tentu saja tidak mengerti apa itu kiss. Shido menjelaskan bahwa kiss itu adalah seperti they put each other’s lips toge-… belum selesai Shido menjelaskan langsung saja Tohka melakukan apa yang Shido terangkan. Pedang “Halmanhelev” langsung tenang, namun ada keterkejutan pada mereka berdua. Dan kekuatan yang di miliki Tohka juga ikut memudah begitu juga dengan baju jirah miliknya. Shido meminta maaf pada Tohka dan mengatakan kalau itu tadi sebenarnya hanya pilihan terakhir untuk di lakukan. Tapi Tohka tidak peduli dan meminta Shido untuk tetap di sisinya untuk saat itu. Tohka bertanya apa Shido bersedia untuk mengajaknya date lagi, dan tentu saja di jawab dengan singkat, “Yeah, anytime.”

1 komentar: